Saterdag 25 Mei 2013

UMBRELLA (Oneshoot)





[ONESHOOT] Umbrella
Genre = Romance, Friendship, Fluff
Rating = PG – 13
By Kim Nana and ZkaZkaZka
Cast = Tiffany, Sehun
Other cast = *Look by yourself* ^^



When the sun shine we’ll shine together
Told you I’ll be here forever
Said I’ll always be a friend
Took an oath I’mma stick it out till the end
Now that’s is raining more than ever
Know that we’ll still have each other
You can stand under my umbrella
You can stand under my umbrella
………………………………………………

Tiffany menyanyi sendirian di depan café tempat ia bekerja. Yeah, Starlight Café. Di sanalah ia mencari uang, demi menghidupi kedua dongsaengnya. Eommanya telah meninggal saat ia berumur 10 tahun dan appanya pergi ke Jepang, maka Tiffany tidak punya pilihan. Selain kuliah di Gwang Hae University, dia bekerja di café. Untung saja pemilik café itu sunbae nya, Luna.
Hujan memang membasahi knalpot di luar. Tiffany sendiri tidak tahu harus bagaimana. Ia tidak bisa pulang. Sedangkan menunggu… itu hal yang paling dibencinya. Apalagi setelah mengingat seseorang di Jepang.

*Flashback*
“Tiffany-ah, kau senang hujan?” tanya seorang namja berkulit putih sambil memegangi payung warna kesukaan Tiffany, pink fuchsia.
“Ow… yeah,” jawab Tiffany girang, dia melihat fuchsia pink itu di payung namja yang tengah mengobrol dengannya.
“Hmm… aku juga…” jawab sang namja dengan senyum lembut. Tiffany langsung tersenyum membalas senyumnya.
“Kau sudah lama tinggal di Jepang? Kau berasal dari mana?” Namja yang terus memegang payung pink itu bertanya pada Tiffany.
“Oooh… aku… dari Seoul…” jawab Tiffany.
“Hah? Kau beruntung, aku juga dari Seoul,” jawab si namja.
“Tunggu sebentar, kau bisa tahu namaku? Kau tadi memanggil Tiffany,” kata Tiffany, matanya membentuk eyesmile.
“Yeah, tadi di dalam toko itu temanmu memanggilmu, Tiffany,” kata namja itu.
“Siapa namamu?”
“Sehun. Oh Sehun,” jawab namja itu, tersenyum.
Tiffany menunduk. Hujan telah membasahi rambut cokelat ikalnya yang cantik.
“Biar kupayungi, Tiff,” kata Sehun sambil membuka payung pink nya.
Tiffany tersenyum perlahan. Dia berjalan beriringan dengan Sehun di bawah payung pink itu. “Itu payungmu?” Tiffany bergumam menggigil.
“Oooh… ya! Dari noona-ku sebenarnya… aku tidak suka warna pink… tapi tak apalah.” Jawab Sehun.
“Dingin sekali…” gumam Tiffany.
“Dingin? Ini… jaketku…” Sehun melepas jaketnya dan membungkus tubuh Tiffany yang kedinginan.
“Ahh… gomawo…” kata Tiffany tersenyum lagi. Wajahnya sudah pucat kedinginan. Akhirnya dia memutuskan untuk duduk di halte.
Sehun duduk disampingnya. “Tiff – kau pucat!”
“Aish… tidak apa-apa…” jawab Tiffany kendati kepalanya pusing.
Sehun menyandarkan Tiffany pada bahunya dan Tiffany mulai terlelap kedinginan.
*Flashback end*

“Tiffany-ah!”
Tiffany terkejut. Dia sedang melamunkan namja itu – Oh Sehun! Dan seseorang menabrak bahunya.
“Hey Seohyun – ada apa sih? Kau selalu saja menabrakku.” Tiffany mengeluh.
“Hehehe… tidak pulang?” Seohyun nyengir.
“Belum. Hujan.” Tiffany menjawab pendek sambil bertanya kemudian. “Seohyunnie, kau punya payung?”
“Sayangnya, tidak,” jawab Seohyun sambil menggeleng.
“Oh. Sayang sekali.” Kata Tiffany sambil duduk di salah satu kursi pelanggan.
“Hey bagaimana jika kau minum dulu di sini? Kau hanya perlu bayar tiga ribu won, Tiffie.” Kata Seohyun duduk di seberang Tiffany.
“Yeah, tapi –“ Omongan Tiffany terputus. Pintu café terbuka dan Tiffany menganga.
Payung pink fuchsia!
“O… omo-“ kata Tiffany panic seraya memegangi tangan Seohyun.
“Wae?” tanya Seohyun gelagapan.
“Pa… payung.” Tiffany menggumam.
“Yeah, ada apa? Ada pelanggan? Oooh… biar Sunhwa saja yang melayani, dia sedang menganggur. Lagian aku juga sudah waktu break.” Seohyun mengoceh sendiri. Tiffany sudah memandang ke wajah namja itu….
Oh SEHUN!~
Tiffany mati rasa. Oh Sehun… ada disini?
Tiffany langsung berlari keluar. Hujan menerpa rambut dan bajunya, tapi dia tidak peduli. Dan langsung roboh ke tanah.
***
“Tiffany-ah. Bangun…” seru suara familiar.
“Ng?” Tiffany membuka matanya. Oh Sehun?!
“S…Sehun?” tanya Tiffany ragu sambil menggigil kedinginan.
“Yeah, ini aku Tiff,” seru Sehun lembut. “Kau kedinginan lagi? Biar pakai saja sweater aku…”
Tiffany diam saja sementara Sehun memakaikan sweater biru laut itu ke bahunya.
“Gomawo Sehuna.” Tiffany tersenyum. Sehun berkata. “Ayo kita jalan-jalan.” Direntangkannya payungnya dan menggandeng Tiffany, berjalan ke jalanan yang mulai bersalju.

-END-
Nyambung gak sih sama ceritanya? Ng… comment aja, ya? Plisss aku butuh banget sama kritikan dan saran chingu readers… #Kok jadi curhat? -_-























Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking