[ONESHOOT]
Umbrella
Genre
= Romance, Friendship, Fluff
Rating
= PG – 13
By
Kim Nana and ZkaZkaZka
Cast
= Tiffany, Sehun
Other
cast = *Look by yourself* ^^
When the sun shine we’ll shine
together
Told you I’ll be here forever
Said I’ll always be a friend
Took an oath I’mma stick it out
till the end
Now that’s is raining more than
ever
Know that we’ll still have each
other
You can stand under my umbrella
You can stand under my umbrella
………………………………………………
Tiffany
menyanyi sendirian di depan café tempat ia bekerja. Yeah, Starlight Café. Di
sanalah ia mencari uang, demi menghidupi kedua dongsaengnya. Eommanya telah
meninggal saat ia berumur 10 tahun dan appanya pergi ke Jepang, maka Tiffany
tidak punya pilihan. Selain kuliah di Gwang Hae University, dia bekerja di
café. Untung saja pemilik café itu sunbae nya, Luna.
Hujan
memang membasahi knalpot di luar. Tiffany sendiri tidak tahu harus bagaimana.
Ia tidak bisa pulang. Sedangkan menunggu… itu hal yang paling dibencinya.
Apalagi setelah mengingat seseorang di Jepang.
*Flashback*
“Tiffany-ah,
kau senang hujan?” tanya seorang namja berkulit putih sambil memegangi payung
warna kesukaan Tiffany, pink fuchsia.
“Ow…
yeah,” jawab Tiffany girang, dia melihat fuchsia pink itu di payung namja yang
tengah mengobrol dengannya.
“Hmm…
aku juga…” jawab sang namja dengan senyum lembut. Tiffany langsung tersenyum
membalas senyumnya.
“Kau
sudah lama tinggal di Jepang? Kau berasal dari mana?” Namja yang terus memegang
payung pink itu bertanya pada Tiffany.
“Oooh…
aku… dari Seoul…” jawab Tiffany.
“Hah?
Kau beruntung, aku juga dari Seoul,” jawab si namja.
“Tunggu
sebentar, kau bisa tahu namaku? Kau tadi memanggil Tiffany,” kata Tiffany,
matanya membentuk eyesmile.
“Yeah,
tadi di dalam toko itu temanmu memanggilmu, Tiffany,” kata namja itu.
“Siapa
namamu?”
“Sehun.
Oh Sehun,” jawab namja itu, tersenyum.
Tiffany
menunduk. Hujan telah membasahi rambut cokelat ikalnya yang cantik.
“Biar
kupayungi, Tiff,” kata Sehun sambil membuka payung pink nya.
Tiffany
tersenyum perlahan. Dia berjalan beriringan dengan Sehun di bawah payung pink
itu. “Itu payungmu?” Tiffany bergumam menggigil.
“Oooh…
ya! Dari noona-ku sebenarnya… aku tidak suka warna pink… tapi tak apalah.”
Jawab Sehun.
“Dingin
sekali…” gumam Tiffany.
“Dingin?
Ini… jaketku…” Sehun melepas jaketnya dan membungkus tubuh Tiffany yang
kedinginan.
“Ahh…
gomawo…” kata Tiffany tersenyum lagi. Wajahnya sudah pucat kedinginan. Akhirnya
dia memutuskan untuk duduk di halte.
Sehun
duduk disampingnya. “Tiff – kau pucat!”
“Aish…
tidak apa-apa…” jawab Tiffany kendati kepalanya pusing.
Sehun
menyandarkan Tiffany pada bahunya dan Tiffany mulai terlelap kedinginan.
*Flashback end*
“Tiffany-ah!”
Tiffany
terkejut. Dia sedang melamunkan namja itu – Oh Sehun! Dan seseorang menabrak
bahunya.
“Hey
Seohyun – ada apa sih? Kau selalu saja menabrakku.” Tiffany mengeluh.
“Hehehe…
tidak pulang?” Seohyun nyengir.
“Belum.
Hujan.” Tiffany menjawab pendek sambil bertanya kemudian. “Seohyunnie, kau
punya payung?”
“Sayangnya,
tidak,” jawab Seohyun sambil menggeleng.
“Oh.
Sayang sekali.” Kata Tiffany sambil duduk di salah satu kursi pelanggan.
“Hey
bagaimana jika kau minum dulu di sini? Kau hanya perlu bayar tiga ribu won,
Tiffie.” Kata Seohyun duduk di seberang Tiffany.
“Yeah,
tapi –“ Omongan Tiffany terputus. Pintu café terbuka dan Tiffany menganga.
Payung pink fuchsia!
“O…
omo-“ kata Tiffany panic seraya memegangi tangan Seohyun.
“Wae?”
tanya Seohyun gelagapan.
“Pa…
payung.” Tiffany menggumam.
“Yeah,
ada apa? Ada pelanggan? Oooh… biar Sunhwa saja yang melayani, dia sedang
menganggur. Lagian aku juga sudah waktu break.” Seohyun mengoceh sendiri.
Tiffany sudah memandang ke wajah namja itu….
Oh
SEHUN!~
Tiffany
mati rasa. Oh Sehun… ada disini?
Tiffany
langsung berlari keluar. Hujan menerpa rambut dan bajunya, tapi dia tidak
peduli. Dan langsung roboh ke tanah.
***
“Tiffany-ah.
Bangun…” seru suara familiar.
“Ng?”
Tiffany membuka matanya. Oh Sehun?!
“S…Sehun?”
tanya Tiffany ragu sambil menggigil kedinginan.
“Yeah,
ini aku Tiff,” seru Sehun lembut. “Kau kedinginan lagi? Biar pakai saja sweater
aku…”
Tiffany
diam saja sementara Sehun memakaikan sweater biru laut itu ke bahunya.
“Gomawo
Sehuna.” Tiffany tersenyum. Sehun berkata. “Ayo kita jalan-jalan.”
Direntangkannya payungnya dan menggandeng Tiffany, berjalan ke jalanan yang mulai
bersalju.
-END-
Nyambung
gak sih sama ceritanya? Ng… comment aja, ya? Plisss aku butuh banget sama
kritikan dan saran chingu readers… #Kok jadi curhat? -_-
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking